Pentingnya Literasi Digital dalam Manajemen Keuangan Pribadi




Oleh: Lucky Mahesa Yahya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Andalas

Sagonews.com, Rabu 20/11/2024 - 

Dalam era ekonomi digital yang berkembang pesat, kemampuan individu untuk mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana menjadi lebih penting dari sebelumnya. Teknologi digital yang semakin maju telah mengubah cara orang mengakses, mengelola, dan mengendalikan keuangan mereka. Salah satu aspek kunci dari perubahan ini adalah literasi digital dalam manajemen keuangan pribadi. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga pemahaman tentang cara memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengoptimalkan manajemen keuangan.

Di Indonesia, literasi digital masih menjadi tantangan besar. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2020, sekitar 73,7% penduduk Indonesia telah terhubung ke internet, namun banyak dari mereka yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang literasi digital, terutama dalam hal keuangan. Rendahnya tingkat literasi digital keuangan ini dapat menghambat individu dalam mengambil keputusan keuangan yang bijaksana, serta meningkatkan risiko terkena penipuan atau membuat keputusan keuangan yang salah.

Literasi Digital dan Manajemen Keuangan Pribadi
Literasi digital dalam manajemen keuangan pribadi melibatkan pemahaman mendalam tentang cara menggunakan teknologi untuk memantau, mengelola, dan mengoptimalkan sumber daya keuangan. Ini mencakup penggunaan aplikasi perbankan digital, dompet digital, platform investasi, serta alat perencanaan keuangan berbasis teknologi. Pengelolaan keuangan pribadi yang efektif membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan dasar tentang uang; individu juga perlu memahami cara teknologi dapat membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka.

Manajemen keuangan pribadi mencakup beberapa aspek utama, yaitu perencanaan anggaran, pengelolaan utang, investasi, dan tabungan. Dengan literasi digital yang memadai, individu dapat menggunakan berbagai aplikasi dan alat digital untuk memantau pengeluaran, mengelola utang, dan merencanakan masa depan keuangan mereka dengan lebih baik.

Perencanaan Anggaran Berbasis Teknologi
Salah satu manfaat terbesar dari literasi digital dalam manajemen keuangan pribadi adalah kemudahan dalam mengelola anggaran. Aplikasi keuangan pribadi, seperti Mint dan YNAB (You Need A Budget), memungkinkan pengguna untuk memantau pengeluaran mereka, menetapkan anggaran, dan bahkan mendapatkan rekomendasi untuk menghemat uang. Teknologi ini membantu individu untuk melihat dengan jelas di mana mereka menghabiskan uang mereka dan bagaimana mereka dapat mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

Menurut sebuah laporan oleh Bank Dunia pada tahun 2019, penggunaan alat manajemen anggaran berbasis teknologi dapat meningkatkan keteraturan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga hingga 25%. Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan disiplin keuangan dan membantu orang mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih cepat.

Pengelolaan Utang yang Lebih Cerdas
Utang adalah salah satu aspek yang paling menantang dalam manajemen keuangan pribadi. Tanpa pengelolaan yang tepat, utang dapat menumpuk dan menjadi beban yang signifikan. Literasi digital dapat membantu individu mengelola utang dengan lebih baik melalui aplikasi yang menawarkan fitur pengingat pembayaran, analisis utang, dan strategi pengurangan utang.

Aplikasi seperti Debt Payoff Planner membantu pengguna untuk membuat rencana pembayaran utang yang terstruktur dan memberikan visualisasi yang jelas tentang kemajuan mereka dalam melunasi utang. Dengan menggunakan alat digital ini, individu dapat mengurangi risiko keterlambatan pembayaran dan bunga tambahan, serta merencanakan strategi pembayaran yang paling efisien.
Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2020, lebih dari 60% orang yang menggunakan aplikasi manajemen utang merasa lebih yakin tentang kemampuan mereka untuk melunasi utang dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan alat tersebut. Ini menekankan pentingnya literasi digital dalam membantu individu menangani beban utang mereka dengan lebih baik.

Investasi di Era Digital
Investasi adalah bagian penting dari manajemen keuangan pribadi, terutama dalam merencanakan masa depan jangka panjang. Literasi digital sangat penting bagi mereka yang ingin memanfaatkan peluang investasi di era digital. Platform investasi seperti eToro, Robinhood, dan Ajaib telah membuat investasi lebih mudah diakses oleh khalayak umum, bahkan bagi mereka yang memiliki sedikit pengalaman di pasar keuangan.

Namun, kemudahan akses ini juga meningkatkan kebutuhan akan literasi digital yang baik. Tanpa pemahaman yang memadai tentang risiko dan potensi keuntungan dari investasi, individu dapat mengambil keputusan yang merugikan. Sebuah laporan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 70% investor ritel di Indonesia adalah pemula yang masih minim pengalaman, dan banyak dari mereka cenderung mengambil keputusan investasi berdasarkan tren daripada analisis mendalam.

Di sinilah literasi digital berperan penting. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menggunakan alat digital untuk melakukan riset pasar, analisis saham, atau bahkan mengakses layanan robo-advisor, individu dapat mengoptimalkan portofolio investasi mereka dan mengurangi risiko kerugian.

Keamanan Keuangan di Era Digital
Salah satu tantangan terbesar dari literasi digital dalam manajemen keuangan pribadi adalah keamanan. Dengan semakin banyaknya transaksi keuangan yang dilakukan secara online, risiko terhadap penipuan dan pencurian identitas meningkat secara signifikan. Literasi digital tidak hanya mencakup pemahaman tentang cara menggunakan teknologi keuangan, tetapi juga cara melindungi diri dari ancaman keamanan.

Menurut Norton Cyber Security Insights, pada tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 30% dalam kasus pencurian identitas yang terkait dengan transaksi keuangan online. Banyak individu yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara menjaga keamanan informasi pribadi dan data keuangan mereka. Oleh karena itu, literasi digital juga mencakup pemahaman tentang pentingnya penggunaan kata sandi yang kuat, enkripsi data, dan pengaturan otentikasi dua faktor pada akun keuangan.
Pendidikan tentang keamanan digital harus menjadi bagian integral dari literasi keuangan. Individu yang memahami risiko keamanan online dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri mereka dari ancaman cyber yang semakin kompleks.

Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Digital Keuangan
Meskipun literasi digital memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen keuangan pribadi, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan akses teknologi. Meskipun penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, masih ada kesenjangan akses antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat kesulitan dalam memanfaatkan teknologi untuk mengelola keuangan mereka.

Selain itu, tingkat literasi keuangan secara umum juga masih rendah. Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, hanya 38% penduduk Indonesia yang memiliki literasi keuangan yang memadai. Rendahnya tingkat literasi keuangan ini berdampak pada kemampuan individu untuk memahami dan memanfaatkan alat-alat digital dalam manajemen keuangan mereka.

Solusi untuk Meningkatkan Literasi Digital Keuangan
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya kolektif dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan literasi digital keuangan di masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Pendidikan Literasi Digital
Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat bekerja sama untuk menyediakan program pendidikan yang fokus pada literasi digital keuangan. Program ini harus mencakup pemahaman tentang teknologi keuangan, keamanan digital, dan pengelolaan keuangan pribadi.

2. Akses Teknologi yang Merata
Sektor swasta dan pemerintah harus berupaya untuk mengurangi kesenjangan akses teknologi, terutama di daerah-daerah terpencil. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur internet dan menyediakan perangkat digital yang terjangkau.

3. Kampanye Kesadaran Keuangan Digital
Kampanye publik yang menekankan pentingnya literasi digital dalam pengelolaan keuangan pribadi dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan risiko teknologi keuangan.
4. Kolaborasi dengan Sektor Keuangan
Lembaga keuangan dan fintech harus mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi kepada nasabah mereka tentang cara menggunakan alat digital dengan aman dan efektif. Mereka juga bisa menyediakan sumber daya dan alat yang mudah digunakan untuk membantu nasabah mengelola keuangan mereka.

Literasi digital dalam manajemen keuangan pribadi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu di era digital. Dengan pemahaman yang baik tentang cara memanfaatkan teknologi keuangan, individu dapat mengambil keputusan keuangan yang lebih bijaksana, mengelola anggaran dengan lebih efisien, dan mempersiapkan masa depan keuangan mereka dengan lebih baik. Namun, tantangan dalam hal kesenjangan akses teknologi dan rendahnya tingkat literasi keuangan masih harus diatasi.

Upaya kolektif dari berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan literasi digital keuangan di masyarakat. Dengan pendidikan yang tepat, akses teknologi yang lebih merata, dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya literasi digital, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan teknologi keuangan untuk mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.