BBM Melejit, Masyarakat Menjerit

Foto ilustrasi

Oleh: Jovey Nuggraha (Ketua Umum DEMA FUAD UIN SMDD Bukittinggi)

Sagonews.com - Baru-baru ini pemerintah secara resmi telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi merk Pertalite dan Solar pada Sabtu, 3 September 2022. Harga pertalite yang semula Rp. 7.650, kini menjadi Rp. 10. 000 per liternya. Sementara, untuk solar subsidi, yang semula berada di harga Rp. 5.150 menjadi Rp. 6.800 per liternya. 

Hal tersebut disampaikan langsung pada press conference yang ditayangkan oleh beberapa stasiun Tv nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Dengan naiknya harga BBM bersubsidi ini tentu nantinya akan menyebabkan beberapa dampak bagi masyarakat. Salah satunya yaitu naiknya tarif angkutan darat. Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono menerangkan bahwa sebagai imbas penyesuaian harga BBM, maka tariff angkutan  darat dapat naik bervariasi antara 5% sampai dengan 15% bergantung jenis angkutannya.

Serta, dengan naiknya harga BBM ini juga nantinya akan berdampak terhadap naiknya harga kebutuhan pokok, yang bisa dibilang kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seperti beras, telur, minyak goring dsb. 

Jika dilihat bagaimana kondisi ekonomi dan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia yang menurut data yang penulis kutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) disana diterangkan bahwasanya jumlah penduduk miskin per Maret 2022 tercatat sebesar 26,16 juta orang. 

Hal ini menandakan bahwasanya masih begitu banyak penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang bisa dikatakan bahwa untuk makan pun mereka susah, apalagi dengan naiknya harga BBM ini tentu nantinya akan menunjang harga kebutuhan pokok masyarakat juga ikut naik, dan masyarakat pun akan kesusahan untuk membeli kebutuhan pokok.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya negara Indonesia memiliki pertambangan minyak bumi dan gas yang lumayan besar. Namun sangat disayangkan, dengan besarnya lahan minyak yang kita miliki namun untuk masalah harga tetap saja naik dan cukup menyusahkan masyarakat pribumi sendiri. Hal ini tentunya menjadi catatan penting, terkhusus bagi pemerintah, baik di daerah maupun nasional untuk bisa mengatasi masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat terkhusus terkait perihal BBM yang nantinya akan berimbas kepada banyak hal terkhusus akan memicu masalah naiknya harga kebutuhan pokok. (*)