Polemik Pasar Ternak dan Pandemi Corona di Payakumbuh


Perpanjangan penutupan pasar ternak Kota Payakumbuh dari tanggal 12 April hingga waktu yang belum ditentukan 

SagoNews.com - Terkait perpanjangan waktu penutupan pasar ternak di Kota Payakumbuh, Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh meminta kepada masyarakat atau asosiasi peternak dan pedagang sapi agar lebih arif dan bijaksana menyikapi polemik pandemi covid - 19.

"Kita menyadari adanya dampak ekonomi yang dirasakan asosiasi, namun diatas itu semua kita juga memahami bahaya covid 19, perkembangannya begitu cepat dan kita terus berupaya agar Kota Payakumbuh jangan masuk zona merah seperti halnya Kota Padang, Kota Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar," ucap Kadis Peternakan Kota Payakumbuh, Depi Sastra, Kamis siang (16/4/2020).

Ia juga mengatakan, "pedagang - pedagang dan toke yang bertransaksi di pasar ternak Kota Payakumbuh juga ada yang berasal dari daerah luar, untuk menjaga Kota Payakumbuh makanya sementara waktu ini wajar kita menutup pasar ternak itu, secara teknis transaksi perdagangan sapi disadari akan terganggu, namun tidak sepenuhnya," katanya.

Menurut Depi Asra sekarang ini persediaan daging di Kota Payakumbuh belum bermasalah, artinya masih ada transaksi penjualan sapi yang berjalan. Apakah itu penjualan melalui online antar pedagang dan peternak, atau antar jaringan sesama pedagang. Jika pasar ternak dibuka, maka kita tidak bisa memantau pertemuan antara orang dengan orang, katanya.

Di pasar ternak itu kan ada kerumunan, ada hewan ternak dalam jumlah banyak, nah untuk mencegah penyebaran covid - 19 ini. Kebijakan penutupan sementara pasar ternak adalah dinilai sudah tepat, untuk persoalan kapan akan dibukanya, pasti segera setelah situasi dinyatakan aman oleh pemerintah dan pihak berwenang.

Dikatakan Depi Asra via telepon, "kita juga tidak boleh gegabah, sedapat mungkin marilah kita bersama - sama berupaya mencegah penularan wabah corona yang kian hari kian masif perkembangannya. Kami meminta kebijaksanaan teman - teman asosiasi untuk sementara waktu, bekerjasama mencegah covid 19 di Kota Payakumbuh," terangnya.

Sebelumnya, Wakil Walikota Erwin Yunaz mengatakan kepada Sagonews.com "banyak pertimbangan untuk  memutuskan sesuatu dg tujuan memutus mata rantai wabah Covid-19. Kita harap masyarakat bersabar sejenak, bertransaksi on-line mungkin bisa jadi solusi," kata Erwin Yunaz.

Senada dengan itu, Anggota DPRD Fraksi PKS Mustafa menyebutkan, "sekarang ini kita semuanya secara bersama - sama berupaya mencegah penyebaran virus corona, apakah itu Pemko, DPRD, organisasi atau pun lapisan masyarakat sedang berupaya. Diharapkan kerjasama dan kebijaksanaannya sementara waktu menyikapi fenomena yang terjadi, karena jika kita bersama - sama kompak mencegah penyebaran corona ini maka pasti akan segera berlalu, namun jika kita tidak kompak dikhawatirkan pertahanan Kota Payakumbuh ikut terdampak Covid 19 ini," kata Mustafa.

Namun penggagas Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Kota Payakumbuh, Toto Setiawan dan kawan - kawan, sangat menyayangkan kebijakan Pemko yang dinilai sebelah pihak. "Dalam pengambilan kebijakan itu peternak dan pedagang tidak diajak bermusyawarah mufakat, hanya surat instruksi yang langsung diterima," katanya.

Pihaknya juga merasa tidak adil jika Pemko tidak mampu membuat kebijakan serupa pasar Ibuh dan pasar Kota Payakumbuh, "disana Pemko hanya menyarankan pemakaian masker, penyemprotan disenfektan dan penggunaan handsanitizer, kenapa di pasar ternak yang buka hanya sekali seminggu Pemko tidak bisa membuat kebijakan serupa?," Ucapnya via telepon.

Kendati demikian Walikota Payakumbuh Riza Falepi, belum membalas pesan pribadi redaksi ini, sehingga kebijakan kedepannya belum diketahui pasti. (frp)