Limapuluh Kota Defisit Jagung Wabup RKN : 20.000 HA LAHAN UNTUK PROGRAM SWASEMBADA JAGUNG



Limapuluh Kota, SAGONEWS.COM
Saat ini kebutuhan jagung pakan di Limapuluh Kota berjumlah sekitar 600 ton/hari, atau 18.000 ton/bulan, atau 216.000 ton/tahun. Sedangkan kemampuan panen petani kita hanya 45.000 ton/tahun. Artinya pengusaha-pengusaha ayam kita harus membeli jagung ke luar daerah, seperti Pasaman, Lampung, Sumsel, dan Sumatera Utara.

Dilansir dari laman facebook wakil bupati Limapuluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri, Kami berfikir sederhana, yang dinamakan terobosan itu haruslah menyelesaikan persoalan. Apa persoalannya ? Ya, Limapuluh Kota DEFISIT JAGUNG.

Pada sisi lain, seorang optimis akan memandang persoalan defisit jagung ini sebagai PELUANG. Kenapa ? Ya karena kita punya lahan, dan kita punya pasarnya langsung. Seorang pebisnis akan bertindak cepat memulai bisnisnya ketika dia melihat marketnya ada dan menguntungkan. 

Lalu bagaimana respon pengusaha ayam dengan gagasan ini ? Sejauh yang sudah berdiskusi dengan kami, MEREKA SANGAT MENDUKUNG !. Terang saja, karena kita hadir dengan program yang menguntungkan mereka. Mereka berkomitmen untuk membayar CASH di depan. Mereka juga berkomitmen untuk meneken perjanjian akan membeli seluruh panen petani dan menetapkan harga batas bawah dan batas atas bersama pemerintah. 

Bagi masyarakat apa dampaknya ? Dengan dibukanya 20.000 ha ini maka tentu akan menyerap lapangan kerja baru. Jika kita rata-ratakan 1 ha lahan membutuhkan 1 pekerja, maka kita sudah membuka 20.000 lapangan pekerjaan baru. Belum ditambah pekerja untuk hilirisasi dan lainnya. Meningkatnya lapangan pekerjaan berarti mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan. 

Memang besar ya dampak ekonominya ? Ya iya dong, karena mampu menutupi defisit saja, berarti kita sama dengan telah meningkatkan jumlah uang berputar sekitar 600-700 M/tahun. 

Lalu bagaimana mekanismenya ? 

Pertama, membuka 20.000 ha ini agak sulit dengan mengandalkan APBD, kita akan membangunnya bekerja sama dengan investor. Kedua, saat ini kita sedang memetakan potensi lahan. Setelah jumlah potensi lahan per nagari kita dapatkan, selanjutnya OPD terkait akan berdiskusi dengan pemerintah nagari dan pemilik lahan tentang bagaimana sistem pembukaan/pengelolaan 20.000 ha lahan ini. Ketiga, kami berpendapat sistem yang "mungkin" itu adalah kerja sama. Pemilik lahan akan mendapatkan jumlah persentase tertentu dari keuntungan bersih. Keempat, setelah pemilik lahan mensepakati program, kita sudah siap menerima investasi ! 

Ayo !!! Bersama kita bangun Limapuluh Kota. (Red)