Santri Ponpes Insan Cendekia Harau Bertolak Menuju Mesir



Lima Puluh Kota, SagoNews.com -- Enam orang santri Pondok Pesantren Insan Cendekia Harau Kabupaten Lima Puluh Kota terbang menuju Negeri Kinanah, Mesir, pada Kamis (13/1). 

Bertolak dari Bandar Udara Internasional Minangkabau menuju Mesir, enam santri Insan Cendekia Harau yang bergabung dengan santri Insan Cendekia Payakumbuh, di lepas oleh unsur pimpinan Insan Cendekia, Ustadz Roni Patihan, Ustadz Okta Veldi dan Ustadz Ihsan Ahmad.

Ihsan Ahmad, Pimpinan Pondok Pesantren Insan Cendekia Harau, saat dikonfirmasi menyebut, enam santri yang lulus dan berhak menduduki bangku kuliah di Universitas Al Azhar tersebut lulus pada berbagai jurusan.

“santri kita yang lulus enam orang tersebut, salah satunya adalah santriwanti. Mereka membuat kampus Insan Cendekia Harau bangga. Melalui seleksi yang ketat, mereka mampu mewujudkan cita-cita mereka untuk menikmati pendidikan di Mesir. Kami terharu dan bangga dengan raihan mereka,” ungkap Ihsan.

Ihsan menyebut, enam santri tersebut mengambil berbagai macam jurusan, seperti Syariah, Tafsir, Hadis dan Da'wah. Mereka berangkat secara bersama dengan santri lain dari berbagai daerah di Sumatra Barat.

Ihsan mengurai proses kelulusan enam santri tersebut. Meraka lulus seleksi yang diadakan oleh Kementerian Agama RI beberapa waktu lalu. “Lulus dari seleksi yang diadakan oleh Kementerian Agama, santri kita mengikuti seleksi yang diadakan oleh Pusiba (Pusat Studi Bahasa), sebuah lembaga bahasa di Mesir yang bekerja sama dengan OIAA (Organisasi Internasional alumni Al Azhar,” urai Ihsan.

Ihsan melanjutkan, setelah melewati seleksi yang sangat ketat dari dua lembaga ini, akhirnya mereka dinyatakan lulus dan berhak kuliah di Universitas Al Azhar Mesir. “Rasa syukur yang teramat kami ucapkan. Santri yang lulus telah membuktikan bahwa perjuangan mereka menuntut ilmu di Pondok Pesantren Insan Cendekia telah membuahkan hasil. Prestasi yang bukan hanya membanggakan Pondok Pesantren, tapi juga membanggakan orang tua,” ucap Ihsan.

Ihsan berharap, santrinya yang telah menjadi mahasiswa di Universitas Islam tertua di dunia ini, bisa kembali ke negeri Minangkabau dan menjadi ulama yang menjaga NKRI. (Nina)