77 Tahun Indonesia Merdeka, Sudahkah Kita Merdeka 100%?



Oleh: Jovey Nuggraha (Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa FUAD UIN SMDD Bukittinggi)

SagoNews.com - 77 Tahun sudah umur negeri yang kita cintai dengan sepenuh hati ini, Tepat hari ini tanggal 17 Agustus 2022, Negara ini telah berulang tahun yang ke tujuh puluh tujuh tahun. Begitu banyak hal yang telah dikorbankan oleh masyarakat negeri ini, mulai dari 350 tahun di jajah oleh negeri eropa “Belanda” dan 3,5 Tahun  dijajah oleh saudara se Asia kita sendiri “Jepang”.

​Begitu banyak pertumpahan darah yang telah terjadi, ribuan bahkan jutaan nyawa telah melayang akibat memperjuangkan tanah air yang kala itu masih disebut sebagai “Nusantara”. Tak hanya nyawa yang dikorbankan namun juga harta, waktu dan tenaga para pejuang dikorbankan untuk menikmati rasa serta kondisi kemerdekaan yang kita rasakan dan kita nikmati sampai detik ini.

​Namun, setelah 77 tahun kita merdeka sudahkah kita sepenuhnya merdeka 100%? Menurut KBBI kata merdeka berarti tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Melihat bagaimana maraknya masyarakat yang melakukan pinjaman uang atau pada istilah sekarangnya lebih dikenal dengan “Pinjol” masih layakkah kita disebut Negara merdeka? 

Mengingat negeri kita merupakan negeri yang sangat kaya, sumber daya alam yang sangat melimpah ruah, namun secara kenyataanya masih banyak masyarakat negeri ini yang hidupnya bisa dibilang masih jauh dari kata Sejahtera.

Penulis merujuk kepada data dari Badan Pusat Statistik, disana dijelaskan bahwa garis kemiskinan Indonesia meningkat pada Maret 2022 menjadi Rp 505.469 per kapita per bulan. Angka ini naik 3,97% jika dibandingkan posisi September 2021 sebesar Rp 486.168 per kapita per bulan. Adapun komposisi distribusi garis kemiskinan pada Maret 2022, berasal dari garis kemiskinan makanan sebesar Rp 374.455 per kapita per bulan atau 74,08% dari total komposisi. Serta garis kemiskinan bukan makanan yang sebesar Rp 131.014 per kapita per bulan atau 25,92% dari total komposisi.

​Dari data tersebut, penulis dapat mengambil satu point penting bahwasanya angka atau tingkat kemiskinan Negara Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Tidak hanya angka kemiskinan saja, namun banyak hal-hal lain seperti masih banyaknya anak jalanan yang tidak sekolah, kurang meratanya masyarakat mendapat listrik, serta banyak hal-hal lainnya.

​Namun, disamping itu perlu jugalah kita kiranya untuk mengapresiasi pemimpin negeri ini serta bawahannya karena telah berusaha semaksimal mungkin agar masalah-masalah seperti pendidikan, kemiskinan, serta sumber daya alam lainnya dapat terpenuhi dan tercukupi oleh masyarakat negeri ini. Semoga dengan momentum hari kemerdekaan ini, dapat membawa Indonesia menjadi Negara terbaik serta terdepan dalam segala hal terkhusus untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.