Menggagas Kembali Keadaan Pertanian Era Sekarang





Oleh 
RIZKI NIA SUKRI NASUTION, AM.d.P
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas

“ Tujuan dari pertanian bukan semata hanya untuk mendapatkan Uang, Namun Pertanian juga sebagai penyambung hidup,”

Kebutuhan pangan disuatu Negara adalah hal paling mendasar yang harus dipenuhi dan tetap di jaga, pasalnya pangan merupakan sumber kehidupan utama bagi masyarakat. Indonesia merupakan Negara agraria, memiliki kekayaan yang melimpah atas sumberdaya alam nya, tanah yang subur dengan memiliki PH tanah yang bagus untuk berbudidaya Tanaman, selain itu kekayaan laut yang juga melimpah menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara yang harusnya tidak takut akan terjadinya kekurangan kebutuhan pangan. 
Hampir 70% mata pencaharian masyarakat Indonesia berasal dari hasil pertanian, baik itu sektor pangan, hortikultura,perkebunan, peternakan, atau bahkan sektor kelautan. Bahkan aktivitas pertanian sendiri sudah hampir mendarah daging bagi bagi masyarakat Indonesia. Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman hal ini pula menjadi sebutan bagi tanah Indonesia yang begitu subur. Sejak dahulu banyak Negara – Negara yang melirik Indonesia hal ini tentu bukan karna tiadanya sebab melihat kekayaan yang terdapat didalam Negara Indonesia tersebut. 
Disisi lain Negara Indonesia yang hanya memiliki 2 musim yakni musim penghujan dan musim kemarau, yang dimana 2 musim ini cocok bahkan tidak mengganggu aktivitas dari pertanian tersebut. Namun dibalik kelebihan itu tentunya masih ada persoalan yang kerap timbul dan menjadi persoalan yang harus di selesaikan, bagaimana tidak ? akhirnya upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kekhawatiran terjadinya krisis pangan yakni dengan mengeluarkan konsep kedaulatan pangan. Apa kira – kira definisi dari kedaulatan pangan tersebut ? kedaulatan pangan merupakan hak Negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak  atas pangan bagi rakyat dan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai potensi sumber daya lokal. 
Selain itu kedaulatan pangan sendiri yakni sebuah konsep yang memperjuangkan ha – hak petani agar bisa memiliki akses terhadap sumber daya alam, sumber – sumber produktif, sumber permodalan, serta sumber informasi sehingga petani bisa menjadi sejahtera. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah saat ini, melalui program – program khusus dari kementerian pertanian salah satunya adalah melakukan program propaktani meliputi kegiatan terintegritas dari hulu dan hilir sampai industry turunan hingga pemasaran. 

Integritas tersebut mencakup aspek infrastruktur, alsintan budidaya mulai tanam hingga panen dan hilir pasca panen hingga pemasaran ( Suwandi)
Namun jika digagas kembali tak cukup dengan hal program – program yang digagas mampu mengatasi masalah pertanian, pasalnya segala aspek berpengaruh pada bidang pertanian, mulai dari pembangunan, tekhnologi hingga penyediaan saprodi bagi pertanian itu sendiri, di era saat ini penggunaan tekhnologi menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan hasil pertanian itu sendiri, sebab salah satunya ketidak tahuan penggunaan tekhnologi harus membuat petani tetap melakukan sistem budidaya yang konvensional serta terhambat dalam proses pasca panen, jika ditinjau dari aspek agribisnisnya bahan mentah yang kemudia diolah dengan menciptakan sesuatu yang bernilai lebih akan mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat petani.

Tak cukup sampai disitu, pembangunan infrastruktur yang digagas oleh pemerintah juga berdampak bagi kurangnya lahan pertanian, serta di beberapa kasus seperti pembangunan teluk didaerag wadas, pembangunan bendungan PLTA di poso, itu berdampak bagi pertanian masyarakat disekitarnya. Tak pula hanya sekedar itu saat ini jika kita tinjau dari segi produksi maka kita akan mengalihkan perhatian  kita dari yang tanaman lain menuju ke tanaman kedelai yang saat ini grafik produksinya menurun. Hingga kita juga dapat meninjau ke pada kurangnya distribusi minyak goreng. Yang masyarakat mengalami kekurangan, lain lagi jika kita bercerita mengenai subsidi pupuk yang sulit didapatkan petani dan harga pupuk yang kian lama makin naik harganya. Namun saya pikir saya tidak akan membahasnya secara rinci satu persatu, saya pikir jika melihat diera sekarang maka saya akan lebih menuju kearah teknologi, sebab teknologi merupakan bentuk gagasan yang akan selalu berkembang.

Tentu semua yang tertera diatas harus menjadi perhatian lebih bagi pemangku jabatan yang mengatur aspek bagi kesejahteraan pertanian. Sebab jika hasil – hasil pertanian ini sulit didapatkan dan bahkan hilang maka akan mengganggu aspek pemenuhan kesediaan pangan bagi masyarakat. Indonesia, jika ditinjau dengan Negara – Negara lain rasanya masih mengalami ketertinggalan untuk penggunaan tekhnologi dalam sistem pertanian, hal ini tentunya menjadi PR besar bagi para penyuluh dalam mengajarkan serta memberikan pemahaman. Jika tidak demikian maka petani akan terus menggunkan sistem tradisional yakni konvensional.

Saya pikir petani bukanlah tidak menginginkan asupan dalam bentuk pengajaran tersebut, atau tidak pula petani tidak mengharapkan subsidi berupa saprodi ataupun pengadaan alasintan tersebut,  sebab saya pikir jika itu menguntungkan dan dapat meningkatkan produksi bagi petani atau bahkan meningkatkan pendapatan pastinya para petani akan berlomba menuju kebaikan tersebut.
“petani itu adalah seorang yang berkeyakinan baik, orang yang bermoral tinggi, dan memiliki cinta kepada kebebasan yang kukuh”

PENULIS : RIZKI NIA SUKRI NASUTION,AM.d.P
Alamat : Padang
Mahasiswa : Fakultas pertabian universitas Andalas