MAHASISWA DALAM MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0

Foto : orasi Qholib Ajib (Red)



Oleh: QHOLIB AJIB
Mahasiswa UPI YPTK Padang, jurusan Manajemen angkatan 19

Mahasiswa merupakan seorang pelajar yang dilatih dan terlatih untuk selalu krtis dalam menghadapi setiap persoalan yang ada. Di kampus, mahasiswa di ajarkan untuk selalu sensistif dan melek pada setiap permasalahan yang berkembang dan terjadi, mulai dari permasalahan mahasiswa itu sendiri, organisasi, sosial, bahkan permasalahan bangsa. Kenapa demikian, karena ini merupakan bentuk peranan mahasiswa sebagai garda terdepan yang akan menentukan bagaimana bangsa ini kedepanya. Dan sesuai juga dengan peranan nya bahwasanya sebagai agent of change, social control dan iron stock.

Agen perubahan yang timbul dalam diri mahasiwa tentunya harus mempunyai kesadaran jiwa, kepekaan, rasa peduli, dan imajinasi untuk kehidupan yang lebih baik. Hal ini tentunya membuat mahasiswa memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang mengarah untuk hal yang lebih baik lagi dan memberikan manfaat serta menjadi pengontrol untuk diri sendiri, orang tua, teman, orang sekitar dan untuk Negara.

Kenapa harus mahasiswa? Kenapa bukan orang lain saja? Saat ini mahasiswa dikenal sebagai seseorang yang memiki cara berfikir yang kritis, berani, demokratis, tetapi juga turut andil dalam melakukan berbagai kontribusi untuk perubahan yang lebih baik. Wujud peranan mahasiswa sebagai agen perubahan bukan berarti kita hanya menjadi perintis perubahan, tetapi kita juga harus menjadi pelaku dalam perubahan tersebut. Tanpa sebuah aksi nyata, perubahan pun tidak akan mungkin terjadi. Sesama mahasiswa harus hidup berdampingan dalam menciptakan sebuah perubahan. Berani mengatakan kebenaran, tidak menyembunyikan kebohongan, dan selalu menyerukan keadilan agar tidak terpedaya omong kosong para politisi yang mengatasnamakan kesejahteraan.

Seiring berjalannya waktu, teknlogi yang dibuat oleh manusia semakin berkembang. Salah satunya ialah Society 5.0 yang digagas oleh negara Jepang. Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri baru saja diresmikan 2 tahun yang lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai resolusi atas revolusi industri 4.0.

Konsep revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang jauh, akan tetapi konsep Society lebih focus pada konteks terhadap manusia. Jika revolusi industri menggunakan AI, dan kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.

Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah pada saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Society 3.0 : sudah memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society 4.0: manusia sudah mengenal computer hingga internet dan Society 5.0 era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.

Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari. Memang rasanya sulit dilakukan di negara berkembang seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan karena saat ini Negara Jepang sudah membuktikannya sebagai Negara dengan teknologi yang paling maju.

Melihat hal ini dimana era society 5.0 ini yang lebih dominan manusia dari pada teknologi perlu rasanya kita sebagai mahasiswa bersiap-siap dan mempersipkan diri dalam menghadapi zaman yang semakin cepat ini. Era dimana setiap individu kita perlu memahami, mengetahui, dan memiliki skil dalam mengimbangi percepatan teknologi ini. Karena kalau hari ini kita sebagai mahasiswa tidak mempersiapkan diri dan mengasah skil kita, tuntunya di dunia pasca perkuliahan nanti kita akan tertinggal dan tidak bisa menyeimbangi zaman yang serba cepat ini. Dan ini akan menyebabkan semakin banyak nya tingkat pengangguran yang ada. Karena dilihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2022 adalah sebesar 8,40 juta penduduk. Ini meruapakan jumlah yang sangat drastis besarnya, tentunya kita tidak akan memlih menjadi salah satu yang nantinya akan menambah jumlah angka pengangguran ini.

Skil dan pengetahuan ini tentunya tidak akan maksimal kita dapat di ruang-ruang kelas saja. Maka dari itu kita perlu mencari ruang-ruang yang akan bisa mengasah skil yang menggali potensi diri kita dalam menjemput era society 5.0 ini. Salah satunya mengikuti ruang-ruang organisasi yang ada di dalam kampus ataupun luar kampus. Karena sangat banyak organisasi-organisasi di dalam dan luar kampus yang bisa kita ikuti dan yang akan mewadahi kita. Kita tinggal memilih saja organisasi mana yang akan kita ikuti. Sangat rugi rasanya ketika kita tidak memanfaat peluang dan ruang yang luar biasa ini, karena sejatinya organisasi ini(organisasi mahaiswa) memang di persiapkan untuk kita.

Di organisasi skill dan pengetahuan kita akan di asa dan terasa nantinya. Melaului kegiatan-kegiatan organisasi  kita akan belajar bekerja secara team, memeperbanyak relasi serta mengasa kemampuan critical thingking dan creative thingking kita dan belajar bagaimana memanajemen waktu dengan baik. Dan yang terpenting di organisasi lah kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin untuk diri sendiri dan orang lain akan terbentuk. 

Menteri pendidikan dan kebudayaan, bapak Nadim Makarim pun pernah menyampaikan bahwa kehidupan kampus dan kehidupan pasca kampus ibarat kolom renang dan lautan lepas. Jadi ketika kita hanya belajar satu gaya(bidang keilmuan saja) sementara setelah di kolom renang kita akan menghadapi lautan lepas tentunya ini akan membuat kita kesulitan dalam menghadapi ombak yang besar di lautan lepas nanti. Jadi perlu ada gaya-gaya(Skil-skil) lain yang perlu kita kuasai. Bapak nadim Makarim juga pernah menyampaikan bahwa kebanyakan mahasiswa yang sukses dan berhasil serta berpengaruh di kehidupan pasca perkuliahan adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi. Dan itu dibuktikan juga dengan banyaknya para orang-orang sukses di negeri ini dan Pejabat Negara yang sebelumnya aktif di organisasi mahasiswa, yang sebelumnya skil tersebut dilatih selama menjadi mahasiswa.

Hal ini tentunya akan mejadi modal yang sangat besar untuk kita dalam menghadapi era society 5.0 yang akan datang. Ruang –ruang organisasi dalam dan luar kampus bisa kita jadikan sebagai wadah untuk nantinya melalaui  kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat kita semakin siap untuk menghadapi era society 5.0. Dan dampaknya nanti ketika kita sudah selasai di kehidupan kampus kita akan mampu bersaing secara keilmuan dan skill yang kita miliki selama menjadi mahasiswa, serta ini juga akan berdampak pada menurun nya tingkat pengangguran yang ada.
 
Daftar pustaka
https://febi.iainponorogo.ac.id/index.php/2021/11/05/mahasiswa-sebagai-agent-of-change/
https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/04/19/mengenal-lebih-jauh-tentang-society-5-0/
https://data.tempo.co/data/1419/bps-tingkat-pengangguran-terbuka-sebesar-583-persen-pada-februari-2022

Editor : Fadli Riansyah