Oleh : Rizki Nia Sukri Nasution
Mahasiswa Universitas Andalas
Euforia Piala dunia 2022 masih sedang berlangsung, dan seluruh penggemar sepak bola menikmati hal tersebut.tuan rumah pergelaran pesta sepak bola yang diadakan sekali dalam empat tahun, menjadi pesta yang tidak boleh dilewatkan bagi pecinta sepak bola. Kini pesta tersebut sudah mencapai babak empat besar (Semi Final) yang menjadi moment semakin memanas, bagaimana tidak ? keempat Negara tersebut merupakan Negara tangguh yang telah menyisihkan Negara – Negara besar dengan pemain terhebatnya di dalam negerinya.
Namun ada yang menarik pada pergelaran piala dunia tahun ini, yang dimana Qatar sebagai tuan rumah, dianggap berhasil dalam menyelenggarakan piala dunia 2022 meski belum selesai hingga penutupan piala dunia sebagai tanda bahwa pesta sepak bola tersebut telah usai. Faktanya selain sukses dalam menyelenggarakan piala dunia, Qatar juga berhasil konsisten dalam menerapkan aturan – aturan yang disepakati dengan fifa. Yakni melarang penggunaan minuman keras beralkohol serta melarang seks bebas dan hal – hal yang berbau LGBT. Meski mendapatkan kritikan dari Negara – Negara yang tidak sepakat dengan aturan tersebut tetapi Qatar sedari awal sudah konsisten dengan aturan tersebut dan tetap akan menerapkan peraturan tanpa mengubahnya meski mendapat kecaman dari Negara – Negara, khususnya Negara barat.
Namun perlu digaris bawahi tidak semua Negara bagian barat pula yang tidak menolak aturan tersebut. Karna menganggap jika pergelaran piala dunia berada dinegara muslim, dan aturan yang diterapkan tentu aturan yang dianggap menyimpang dari ajaran islam tersebut. Meski mendapat kritikan dari beberapa Negara, salah satunya Negara Jerman yang perpose tutup mulut sebagai tanda bahwa itu merupakan sindiran yang mengartikan pembungkaman, karena dilarang menggunakan ban Captain pelangi yang dianggap sebagai salah satu bentuk mengkampanyekan kaum LGBTQ+, selain jerman adapula Negara inggris dan Negara lainnya juga yang melontarkan kritikan dan mengatas namakan kampanye tersebut adalah bagian dari HAM. Namun tetap saja jika aturan tersebut merupakan aturan yang telah disepakati dengan fifa sebelumnya. Karna Qatar sebagai tuan rumah tentu orang – orang yang dating harus menaati aturan yang dibuat oleh tuan rumah. Meski telah dibuat aturan masih saja ada beberapa oknum yang mencoba memasuki lapangan untuk tetap bersih keras mengkampanyekan dengan membawa bendera pelangi tersebut. Hal ini terjadi pada saat pergelaran pertandingan antara Portugal vs Uruguay. Meski sudah seketat demikian masih saja ada oknum yang dapat lolos untuk mencoba melanggar aturan tersebut.
Kini sudah mulai memasuki dibulan penghujung tahun 2022, sebentar lagi tentunya akan memasuki 2023. Dan akan disambut pula dengan pergelaran piala dunia U-20. Yang akan diselenggarakan diindonesia yang rencanya akan digelar 20 mei – 11 juni mendatang. Hal ini tentu menjadi kebanggan bagi Indonesia tersendiri sebab ini menjadi kali pertamanya dalam sejarah gelaran pesta sepak bola akbar akan dilaksanakan diindonesia, tentunya segala persiapan pun akan dilakukan oleh Indonesia sebaik mungkin, mulai dari infrastruktur, lapangan, penginapan, penginapan dan lain sebagainya. Selain itu dengan diadakannya piala dunia diindonesia akan memperkenalkan Negara Indonesia kepada seluruh dunia dari segala segi yang ada diindonesia. Tentunya Negara mana yang tidak bangga jika berkesempatan menjadi tuan rumah pesta akbar dan akan dikunjungi oleh orang – orang di berbagai penjuru dunia, tentu ini menjadi moment bagi Indonesia dan harus memaksimalkan sebaik mungkin untuk menyukseskannya.
Tak hanya dengan berupaya menyukseskan, tentu Indonesia juga harusnya mampu juga menerapkan aturan yang seperti halnya dilakukan oleh Qatar, mengapa tidak ? tentunya hal ini menjadi aspek yang harus diperhatikan, karena Indonesia juga merupakan mayoritas yang memiliki populasi agama muslim yang besar, selain itu pula meski tidak sepenuhnya penduduk Negara indonesai adalah muslim, saya pikir tidak ada agama yang membenarkan penggunaan minuman beralkohol secara bebas dan juga pengkampanyean kaum LGBTQ. Meski hal tersebut berlandaskan HAM. Indonesia harus tegas dalam hal tersebut. Jika tidak tentunya yang dikhawatirkan adalah penyakit tersebut akan menular nantinya terhadap masyarakat. pasalnya jika berbicara mengenai HAM. Orang – orang disekitar yang harusnya mendapatkan hak untuk tidak mendapat penyebaran penyakit kelainan atau penyimpangan orientasi seksual tersebut tentu harus dipertimbangkan. Indonesia juga harusnya sudah memikirkan hal ini sebelum pergelaran piala dunia 2023 mendatang. Khawatir jika hal – hal yang akan terjadi di Qatar akan terjadi diindonesia. Indonesia juga merupakan Negara yang kaya akan adat istiadat serta budaya yang tidak menghalalkan hal terutama mengkampanyekan LGBTQ. Jika tidak berkaca dengan Qatar tentunya kedatangan para supporter yang berusaha mengkampanyekan penyimpangan tersebut akan merajalela dan menyebarkan terhadap masyarakat indonesia nantinya.
Nama : Rizki Nia Sukri Nasution
Asal : Universitas Andalas