Kunjungan BEM REMA UPI "YPTK" Padang ke Rumah Kediaman Tan Malaka

 


Oleh : qholib ajib
YPTK Padang

Bapak bangsa/ Bapak Republik Indonesia dialah Ibrahim Tan Malaka.
Beliau lahir di sebuah desa kecil yang bernama Pandam gadang suliki kabupaten Lima puluh kota pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Ayahnya bernama Rasad Caniago dan ibunya bernama Sinah Simabur.
Orang tuanya adalah bangsawan yang bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda. Mereka selangkah lebih maju dibandingan dengan penduduk lainnya.

Tan Malaka mendapatkan keturunan bangsawan dari ibunya yang membuatnya diberi gelar Datuk Sutan Malaka. Dari kecil beliau di didik oleh kakek nya yang merupakan seorang Ulama di salah satu surau kecil yang ada di pandam gadang disitu lah beliau belajar mengaji dan keagaamaan. Bahkan dikatakan oleh salah seorang tokoh yang asli sana  bahwa Beliau diusia 10 tahun sudah hafal al-qur’an. Dan bekal ini lah yang beliau bawa kemana pun beliau pergi. 

Tan Malaka menghabiskan masa mudanya bersekolah di Rijks Kweekschool Fort de Kock, yang kini telah menjadi SMA 2 Bukittinggi. Ia yang bercita-cita sebagai guru pun melanjutkan studinya di Belanda.
Dalam perjalanannya menggapai impian, ia justru mengalami petualangan panjang atas idealismenya yang akhirnya membawanya menjadi buronan. Albert Poeze juga menyebut Tan Malaka sebagai buronan abadi.

Sejak dari sini lah beliau menjadi penyamar ulung sejak tahun 1924 hingga hembusan nafas terakhirnya.
Tan Malaka menghabiskan waktu untuk meloloskan diri dari dinas rahasia Belanda hingga tentara Indonesia.

Beliau adalah konseptor kemerdekaan Republik Indonesia. disaat yang lain masih meraba untuk membuat sebuah negara beliau sudah siap menyiapkan rancangan.
Dengan buku Naar de Republiek Indonesia yang di karyakan olehnya ia mampu mengantarkan indonesia pada kemerdekaan.

Berjuang dalam senyap dan sunyi,
masuk kepada sekte sana dan sekte sini demikian lah strateginya.
Hingga menempuhi segala resiko dan bahaya. Buronan belanda di musuhi anak bangsa. Ini yang menyelimutinya.
Semua itu beliau lakukan untuk tercapainya kemerdekaan Republik Indonesia, bebas nya negri ini dari pada bangsa koloni.

Tan Malaka mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan RI No. 53 yang ditanda tangani Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963. 

Pada kesempatan kali ini BEM REM UPI "YPTK" Padang berkesempatan hadir untuk menyelami lewat jauh kehidupan kecil dan suasana rumah serta perkampungan Tan Malaka. Sebagai kepedulian kita mahasiswa yang melihat ada peran dan jasa besar yang di sumbangkan oleh Tan Malaka dalam membawah kemerdekaan Indonesia. Berada pada pandam gadang, suliki Kab.50 Kota. 

Rumah Tua Tan Malaka merupakan bangunan Rumah Gadang dengan atap seng dan dinding kayu. Dibangun pada tahun 1936 dengan ukuran panjang 18 m dan lebar 11 m dengan atap bergonjong lima. Pada tanggal 21 Februari 2008 rumah tua Tan Malaka diresmikan menjadi museum Tan Malaka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

Di dalam rumah kecil Tan Malaka ini kita bisa melihat banyak peninggalan foto-foto nya Tan Malaka, foto semasa beliau berjuang mencapai kemerdekaan Indonesia. Dan juga ada beberapa karya tulisan-tulisan tentang Tan Malaka dari para tokoh nasional, salah satu Najwa Shihab.

Namun, cukup memperihatinkan juga rumah kelahiran nya seperti tidak terawat, debu setebal kuku serta rumput-rumput disekitar rumah nya yang sudah cukup tinggi juga. Terlihat dari pemerintah setempat pun sangat minim sekali akan perhatian dan bantuan fasilitas atau secaman pembenahan terhadap Rumah kecil Tan malaka ini. Padahal rumah tersebut adalah tempat lahirnya seorang tokoh sejarah yang sudah sepatut nya di apresiasi. 

Di samping itu juga sebagai apresiasi dari kita BEM REMA UPI "YPTK" Padang atas jasa-jasa nya Tan Malaka terhadap perjuangan nya kita menitipkan sertifikat penghargaan kepada keluarga Tan Malaka yang tinggal tidak jauh dari rumah kelahiran nya ini.