Dikbud Padang dan Mapasastra Unand Buka Lagi Lubang Jepang Di Padang Besi, Warga Diminta Estafet




Padang, SAGONEWS.COM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang dan Mahasiswa Pecinta Alam Sastra (Mapasastra) FIB Unand membuka kembali tiga situs Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) Lubang Jepang di lingkungan SPNF SKB Wilayah II Kota Padang di Kelurahan Padang Besi, Lubuk Kilangan. 

Pembukaan kembali Lubang Jepang ini bisa terealisasi, setelah tim dari Dikbud Padang dan Mapasastra Unand berkolaborasi melakukan pembersihan dan pembenahan selama satu bulan terakhir. Turut seeta juga Komunitas Penelusuran Khusus Sejarah dan Budaya (Koppasus-SB) Kota Padang untuk mensupport tenaga dan pemikiran. 

Warisan sejarah Perang Dunia II yang selama ini terabaikan dan terlantar di Kota Padang, satu persatu mulai dibuka kembali dan bisa dimanfaatkan. 

"Saat ini, kami dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tengah aktif untuk menyelamatkan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Yang salah satu kategori ODCB ini adalah Lubang dan Benteng Jepang yang dibangun saat masa Perng Dunia ke 2," ucap Kabid Kebudayaan Kota Padang, Syamdani, Jumat (17/3/2023).

Dikatakan Syamdani, selama ini Bangunan ODCB banyak terlantar dan terbangkalai. Rata-rata setiap bangunan ODCB sudah ditutupi semak belukar, atau dijadikan tempat pembuangan sampah. Hal ini tentu sangat membuat keprihatinan karena bangunan yang memiliki nilai, harusnya diselamatkan dan dimanfaatkan. 

"Kami mulai di 2 lubang dan 1 Pilbox pertahanan Jepang di lingkungan SPNF SKB Wilayah II Kota Padang di Kelurahan Padang Besi. Kami berikan contoh ke Masyarakat dan berharap apa yang dilakukan ini di estafet oleh masyarakat Kota Padang," kata Syamdani. 

Untuk 3 situs Lubang Jepang di Lingkungan SPNF SKB Padang Besi Wilayah II Kota Padang, Pemerintah Kota Padang akan melaksanakan peresmian dan sosialisasi Potensi Sejarah Lubang Jepang SPNF SKB Padang pada Sabtu dan Minggu tanggal 16-17 Maret 2023. 

Dengan rangkaian acara Fun Camp, pemutaran film dokumenter sejarah Jepang di Kota Padang, Diskusi Sejarah, malam api unggun, Stand Up Comedy dan bazar. 



Sementara itu Ketua Mapasastra Unand, Lutfi menyebutkan pihaknya sengaja mengambil peran dalam penyelamatan dan pemanfaatan ODCB Lubang Jepang di Padang Besi. Hal ini untuk memberi contoh kepada mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan untuk terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat. 

"Semoga apa yang telah kami lakukan saat ini bisa menjadi rangsangan dan membuka mata kawan-kawan mahasiswa dan masyarakat untuk aktif menyelamatkan situs-situs yang sudah terlantar selama ini," katanya. 

Selain itu, apa yang dilakukan Mapasastra dan Dikbud Kota Padang ini adalah sebuah hal jangka panjang. Dengan menyelamatkan situs-situs ODCB ini, kelak anak cucu nantinya masih bisa melihat dan belajar sejarah masa lalu Kota Padang ini.

Pasalnya dalam survey yang dilakukan oleh Dikbud Padang dan Mapasastra Unand beberapa waktu terakhir, puluhan lubang dan benteng Jepang sudah hancur atau tertutup. Baik secara sengaja oleh tangan manusia maupun faktor alam.

"Kami bergerak seperti ini, agar anak cucu nanti masih bisa melihat dan belajar sejarah dari situs yang terawat. Karena sudah puluhan Lubang dan Benteng Jepang yang hancur atau ditutup secara sengaja atau faktor alam," kata Lutfi lagi.

4 Kawasan Lubang Jepang 

Dalam pemetaan Lubang dan Benteng Jepang yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang sejak 1 tahun terakhir, sudah 73 titik yang berhasil ditemukan. 

Lubang dan Benteng ini tersebar di 11 Kecamatan di Kota Padang. Namun, ada 4 lokasi yang menjadi kawasan. Dengan artian di satu kawasan terdapat lebih dari 25 situs Benteng dan Lubang Jepang di satu wilayah. 

Empat kawasan tersebut berada di Gunung Pangilun, Bukit Lampu (Bungus Teluk Kabung), Padang Besi dan Lubuk Buaya. 

Kasi Pelestarian Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Marsalleh Adaz mengatakan penyebaran lubang dan benteng Jepang di Kota Padang merata di seluruh kecamatan. Namun, ada 4 wilayah yang mana situs terkonsentrasi di satu wilayah.

"Kami optimis Kota Padang ini punya 100 benteng. Sekarang baru terpetakan sebanyak 73 titik. Ada 4 wilayah yang kemudian kami beri nama kawasan Lubang Jepang yakni di Gunung Pangilun, Bukit Lampu, Padang Besi dan Lubuk Buaya," kata Marsalleh Adaz yang kerap di sapa dengan sebutan Pak Ad. 

Selain itu, Pak Ad juga mengatakan saat ini Pemerintah Kota Padang membuka pintu untuk masyarakat bisa memanfaatkan seluruh objek cagar budaya di Kota Padang. Apakah nantinya objek tersebut bisa dimanfaatkan untuk kafe, toko, sanggar atau sekretariat. 

"Karena untuk menyelamatkan dan memanfaatkan seluruh situs, butuh peran dari masyarakat dan investor. Jika hanya terfokus harapan kepada pemerintah, hal ini akan sulit. Baik dari segi anggaran maupun SDM yang terbatas," kata Pak Ad. (Ril)