Maxim Bukan Aplikator Partnership yang baik buat Driver Ojol




SAGONEWS.COM, PAYAKUMBUH - Maxim adalah aplikator ojek online yang berpusat di Rusia, Seiring perkembangan teknologi kini Maxim telah merambah ke berbagai kota termasuk salah satu kota di Sumatera Barat yakni Kota Payakumbuh.

Hingga kini cukup terlihat jelas driver maxim banyak beredar di Kota Payakumbuh, terlebih lagi dengan adanya kantor perwakilan Maxim di Payakumbuh, perkembangan driver juga kian banyak.

Seiring perembangan dan banyaknya driver sepertinya banyak keluh kesah driver yang tidak mendapat tanggapan serius dari Maxim.

Terlebih lagi untuk persoalan orderan, penipuan orderan, dan orderan fitif yang acap kali terjadi di lingkup aplikator Maxim, dan terkesan ada pembiayaran.

Kasus-kasus ini di anggap sebagai kesalah driver, terlebih driver yang tanpa sengaja mengambil orderan tersebut, dan ternyata mendapat orderan fiktif dan mengajukan feedback ke Maxim.

Maka Maxim akan memberikan peringatan untuk berhati-hati dalam mengambil orderan selanjutnya, padahal sistem dari Maxim tentang orderan ada dua hal yakni Otomatis dan Lelang.

Sementara Driver mendapat orderan otomatis, dan dibatalkan setelah sampai tujuan, akibat hal ini sang driver mengajukan komplain ke Maxim melalui Feedback.

Bukan jawaban yang baik justru Maxim menyalahkan sang Driver dalam pengambilan orderan, padahal orderan itu diterima secara otomatis.

Ini adalah salah satu kejadian yang terjadi yang di alami Driver Maxim Payakumbuh, Kasus yang acap kali terjadi adalah CS atau Costumer atau Penumpang Maxim selalu melakukan pembatalan sepihak.

Padahal si Driver telah sampai di tujuan, dan ini selalu terjadi, namun Maxim tidak pernah memberikan sanksi apapun terhadap CS tersebut.

Sementara ketika driver melakukan kesalahan Maxim akan langsung memberikan sanksi berat, seperti pembekuan akun atau bahkan pemblokiran akun.

Padahal kesalahan yang dilakukan baru kali pertama terjadi, sayangnya Maxim tidak pernah melakukan komunikasi terlebih dahulu atas kesalahan itu.

Pembelaan Maxim terhadap CS itu sangat terlihat dan jelas, sehingga Maxim tidak pernah memandang Driver sebagai Partner yang baik.

Seperti halnya apa yang disampaikan oleh salah satu driver yang tidak ingin disebutan namanya

"iya om, kadang-kadang inilah keluh kesah driver, Maxim gak pernah mikirin driver tapi lebih memikirkan CS, padahal jelas-jelas itu kesalah CS lho..." terangnya.

Padahal potongan biaya dikenakan kepada Driver bukan CS, bisa dikatakan Driver yang mendukung penuh Maxim.

"kadang kita emosi om, udahlah susah mendapatkan orderan, eh dapat orderan dan di jemput sampai tujuan CS dengan senangnya membatalkan. Siapa gak emosi om, kita chat pakai bahasa kasar, akun langsung diblokir sama Maxim om." Tambahnya.

Menurut Driver tersebut kalau CS yang berkata kasar, Maxim tidak akan memberikan sanksi apapun, jadi driver tidak boleh kesal apalagi sampai berkata kasar.

Terlebih lagi dengan berdirinya kantor Maxim di Payakumbuh, terkesan Maxim tidak memperdulikan kesejahteraan Driver dengan menambah terus jumlah driver.

Hal ini terjadi disebabkan ada sistem Prioritas untuk driver dengan mendapat atribut seperti jaket dan helm untu driver bike.

Stiker belakang atau stiker full body untuk driver Car, dengan penambahan driver baik Car dan Bike disinyalir kantor menjadikan ini sebagai ajang bisnis untuk meraup keuntungan.

Karena tidak mempertimbangkan jumlah driver dengan cakupan wilayah dan daerah, dan juga tingkat promosi yang justru tidak menargetkan langsung pengguna.

Harusnya Maxim menjadi peluang dan juga lapangan pekerjaan yang baik bagi para penduduk lokal dan dapat membantu perekonomian keluarga, ini malah Maxim mencari keuntungan semata dari Driver.

Padahal seorang driver harus merogoh koceknya untuk bisa melakukan kegiatan Ojol dengan besaran sebagai berikut :

1. Biaya Prioritas Rp. 280.000
2. Biaya Pembuatan Sim Rp. 350.000
3. Biaya Handphone Rp. 1.500.000

Ini tiga biaya yang harus dikeluarkan setiap ojol untuk bisa menjalankan Aplikator Maxim, Priotas wajib agar dapat orderan dengan baik.

Sayangnya saat ini tidak ada bedanya antara Priotitas dan tidak Prioritas, disebabkan banyaknya driver yang telah melebih kapasitas dari jumlah penumpang yang tersedia.