Dinilai Bupati Tidak Tanggap Dengan Keresahan Masyarakat Terhadap Corona Yose Adeyanto: Seperti Korea Utara Saja, Tidak Ada Keterbukaan Informasi.

Yose Adeyanto tokoh muda Kabupaten Limapuluh Kota

Limapuluh Kota, SagoNews.com - Berbeda dengan daerah lainnya, Kabupaten Limapuluh Kota sepertinya terlihat tenang dan adem-adem saja menanggapi Pandemi nasional ini. Berbekal slogan zero kasus, malah Bupati Irfendi Arbi bersama jajarannya dinilai tidak tanggap dalam menangani persoalan Covid19 ini, hal itu disampaikan oleh aktivis lintas organisasi di Limapuluh Kota, Yose Adeyanto.

Menurutnya, sejak merebaknya wabah virus Corona ini, hampir semua Pemerintah Daerah sibuk dalam mengantisipasinya, seperti Pemko Payakumbuh misalnya. Sejak seminggu terakhir ini, Pemerintah Kota Payakumbuh sepertinya sangat sibuk dan concern dengan masalah penyebaran virus Covid19, Walikota Riza Falepi bersama jajarannya berusaha keras untuk memberikan penjelasan guna menenangkan dan memberikan informasi serta memberikan petunjuk-petunjuk pencegahan kepada masyarakatnya. Namun tidak terlihat pada Pemerintah Daerah Kabupaten Limapuluh Kota. 

"Harusnya sejak sebulan atau 2 bulan lalu, Bupati sudah menjelaskan apa strateginya dalam menghadapi kasus ini, tapi sampai skarang tidak ada informasi apapun, sehingga masyarakat sepertinya dibiarkan resah dan ketakutan dengan berbagai isu yang berseliweran," ujar Yose Adeyanto, Wakil Ketua KNPI kabupaten Limapuluh Kota kepada wartawan via telepon, Jumat (08/05).

"Kami minta Bupati tolong hadir ditengah-tengah masyarakat, rasakan ketakutan masyarakat, jangan hanya bersembunyi dibalik meja dan mendengar laporan asal bapak senang dari bawahan. Masyarkat dilanda ketakutan saat ini," sambung Ketua Garda Bangsa Kabupaten Limapuluh Kota ini.

Menurutnya, begitu minim informasi dari pemerintah daerah sudah memicu berbagai isu berkembang ditengah-tengah masyarakat. Ada isu warga Nagari Danguang Danguang yang sudah positif, bahkan ada juga isu tentang perawat di RS Ahmad Darwis Suliki yang juga banyak yang terkena, sehingga menyebabkan masyarakat tidak mau lagi berobat ke RS tersebut.

Belum lagi masalah para ribuan perantau yang pulang dari daerah zona merah (Jabodetabek), tidak ada kejelasan data jumlahnya serta standard penanganannya, tempat isolasi, kontak yang bisa dihubungi jika ada yang terduga sakit, dan banyak lagi yang tidak ada kejelasan dan penjelasan dari Bupati dan jajarannya.

Yose Adeyanto yang juga pengurus harian Partai PKB Kabupaten Limapuluh Kota itu, juga menyoroti masalah sampel yang tidak dikirim ke Laboratorium Universitas Andalas, padahal hampir semua daerah lain mengirimkan sampelnya.

"Kita betul-betul tidak mengerti dengan Pemda ini, apa sebenarnya yang mereka mau? Apakah dengan zero kasus berarti Bupati dan jajarannya berhasil dan dapat penghargaan?" sambung pemuda yang biasa dipanggil Oce ini.

"Yang dibutuhkan masyarakat sekarang ini adalah imformasi dan petunjuk, agar mereka tenang. Tidak dipenuhi keresahan dan ketakutan. Jangan seperti Korea Utara yang menutup informasi dan otoriter. Tolong hadir ditengah masyarakat, tenangkan masyarakat, berikan perlindungan kepada masyarakat." tutup Yose. (Red)