Tata Krama, Tawuran, Korupsi Produk Gagal Pendidikan



Oleh : Meli Fitri Yani
Peserta : LK III BADKO SUMBAR

Jakarta, SagoNews.com- Wajah pendidikan Indonesia akhir-akhir ini kerap mendapat sorotan negatif dari publik. Hal tersebut dikarenakan banyaknya fakta negatif pendidikan yang terekam dalam ingatan masyarakat.

Misalnya, merosotnya tata krama para generasi muda, terjadinya tawuran antar pelajar. Oleh sebab itu secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa mereka adalah "produk gagal" yang dilahirkan pendidikan negeri ini.

Sistem pendidikan saat ini cenderung mencetak siswa-siswi yang berpikir fragmatis sehingga  pendidikan kini lebih diidentikan dengan kecerdasan intelektual semata. Oleh karenanya aspek lain seperti tata krama dan sopan santun dalam berperilaku semakin tidak diperhatikan.

Problematika pendidikan saat ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Baik siswa, orang tua, guru, maupun pemerintah. Menelantarkan pendidikan berarti sama halnya dengan menelantarkan bangsa dan membiarkannya menuju jurang kehancuran. Segenap kasus yang ada saat ini dapat menjadi titik tolak bagi kita untuk terus berusaha dalam membenahi wajah pendidikan negeri ini. Betapa pentingnya pendidikan untuk mencerdaskan bangsa. Bangsa cerdas dengan pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas akan terwujud jika dan hanya jika ada kepedulian dari semua pihak. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menyusun langkah strategis, terukur, dan terarah secara baik untuk membenahi kekurangan-kekurangan sambil terus berusaha meningkatkan capaian prestasi yang sudah ada.

Pemerintah sebagai aparatur pembuat regulasi harus mengkaji semua aspek pendidikan dalam membuat kebijakan. Perubahan sistem (kurikulum) pendidikan harus memperhatikan standar fasilitas pendidikan yang ada di seluruh penjuru tanah air. Pemerataan pembangunan sarana infrastruktur menjadi hal mutlak dilakukan dalam rangka meminimalisir kesenjangan yang ada sehingga dapat mengurangi kecemburuan sosial.

Sesuai dengan UUD 1945, pasal 31 ayat (1), setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Kualitas murid sangat ditentukan oleh kualitas guru yang mengajar sehingga perlu ada upaya peningkatan kapasitas pendidik (guru) secara berkala. Peningkatan anggaran belanja untuk pendidikan merupakan salah satu langkah konkrit dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

Perlu ditekankan bahwasanya guru tidak hanya berperan sebagai pengajar. Akan tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh sebab itu guru harus mampu memberikan teladan baik bagi muridnya.

Hal sederhana yang dapat dilakukan adalah jangan melakukan apa yang tidak kita harapkan dilakukan oleh murid. Seperti: merokok, berbicara kasar, dan tidak perhatian terhadap murid. Guru yang baik adalah guru yang peka terhadap permasalahan yang dihadapi muridnya. Sebaliknya guru yang buruk adalah guru yang hanya ingin didengar tanpa mau mendengar suara muridnya.

Kini saatnya kita menerapkan pendidikan sistem pendidikan pengembangan karakter untuk memperbaiki karakter bangsa. Sistem pengembangan karakter akan mampu membentuk murid yang unggul dalam prestasi, terdidik, dan berbudi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Yang terpenting adalah kita harus terus memupuk sikap sopan santun dan tata krama dalam berprilaku. Kejujuran merupakan hal utama yang harus kita miliki karena dengannya kita akan dihormati orang lain. Tidak ada lagi waktu untuk mencari-cari kesalahan atau melakukan pembenaran atas kegagalan yang kita alami.

Dalam pendidikan peran dan dukungan orang tua menjadi kebutuhan psikologis bagi anak. Kesibukan akan pekerjaan dan aktivitas keseharian terkadang menghilangkan perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak.

Orang tua saat ini terkadang hanya beranggapan bahwa kewajibannya hanyalah mencari uang dan membiayai pendidikan anaknya. Padahal, perhatian dan dukungan orang tua dapat menjadi suplai energi bagi anak dalam proses belajar.
Tanpa adanya kerja sama yang yang baik antara satu sama lain niscaya sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional ini kita tingkatkan sinergisitas sistem pendidikan yang ada sehingga tidak ada kemustahilan bagi kita untuk memperbaiki karakter bangsa menuju bangsa Indonesia yang bermartabat di mata dunia.

Penulis ; Mahasiswi STAIDA Payakumbuh